Semua Konten Blog
/
Apa itu Open Finance dan Bagaimana Akan Mengubah Lanskap Keuangan Indonesia?

Apa itu Open Finance dan Bagaimana Akan Mengubah Lanskap Keuangan Indonesia?

Di Asia Tenggara, Indonesia berdiri di ambang revolusi keuangan. Apa pemicunya? Open Finance. Tapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan Open Finance itu, dan mengapa setiap orang Indonesia harus peduli?

Apa itu Open Finance?

Open Finance merupakan evolusi berikutnya dalam layanan keuangan, yang dibangun di atas fondasi Open Banking. Intinya, Open Finance adalah kerangka kerja yang memungkinkan konsumen untuk berbagi data keuangan mereka secara aman dengan penyedia layanan pihak ketiga yang terpercaya. Proses berbagi data ini melampaui perbankan dan mencakup berbagai produk dan layanan keuangan yang lebih luas.

Open Finance juga dapat didefinisikan sebagai sistem yang memungkinkan konsumen dan bisnis untuk berbagi data keuangan mereka secara aman dengan penyedia layanan pihak ketiga melalui API (Application Programming Interfaces) yang terstandarisasi. Berbagi data ini mencakup:

  • Rekening bank
  • Tabungan dan investasi
  • Polis asuransi
  • Dana pensiun
  • KPR
  • Kredit konsumen

Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, Open Finance berarti memiliki kendali lebih besar atas data keuangan mereka dan akses ke berbagai layanan keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Ini tentang memberdayakan konsumen untuk membuat keputusan keuangan yang lebih baik dengan memberikan mereka pandangan menyeluruh tentang situasi keuangan mereka.

Ukuran Pasar Open Finance di Indonesia 2024

Meskipun pasar Open Finance di Indonesia masih dalam tahap awal, potensi pertumbuhannya sangat besar. Mari kita lihat beberapa tren keuangan digital terkait untuk memahami potensinya:

  • Ekonomi digital Indonesia dinilai sebesar US$82 miliar pada tahun 2023 dan diproyeksikan mencapai US$110 miliar pada tahun 2025.
  • Industri embedded finance, yang memiliki kemiripan dengan Open Finance, diperkirakan akan tumbuh sebesar 40,8% per tahun, mencapai US$2,59 miliar pada tahun 2024.
  • Sektor pinjaman peer-to-peer (P2P), yang bisa mendapat manfaat signifikan dari Open Finance, telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa. Pertumbuhan pengguna tahunan meningkat sebesar 59% selama 2020-2023, dengan total pembiayaan mencapai Rp 61,10 triliun (sekitar US$3,9 miliar) pada Februari 2024.

Angka-angka ini menggambarkan ekosistem keuangan digital Indonesia yang berkembang pesat, siap untuk adopsi Open Finance.

Inklusi Keuangan di Indonesia

Inklusi keuangan adalah pendorong utama Open Finance di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mencapai 90% inklusi keuangan pada tahun 2024, naik dari 76% saat ini. Open Finance dipandang sebagai enabler penting dalam mencapai tujuan ini dengan menyediakan layanan keuangan yang lebih mudah diakses dan disesuaikan untuk populasi yang belum terlayani.

Populasi Indonesia yang beragam dengan lebih dari 270 juta jiwa, tersebar di ribuan pulau, menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi inklusi keuangan. Open Finance memiliki potensi untuk menjembatani kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan, memberikan akses layanan keuangan bagi mereka yang selama ini kurang terlayani oleh sektor perbankan.

Perspektif di Indonesia: Budaya dan Keuangan

Untuk memahami potensi dampak Open Finance di Indonesia, penting untuk mempertimbangkan konteks budaya unik dan perilaku keuangan masyarakat Indonesia:

  1. Preferensi Tunai: Meskipun pembayaran digital berkembang, banyak orang Indonesia masih lebih suka bertransaksi tunai. Laporan tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 40% transaksi e-commerce masih dibayar dengan uang tunai atau transfer bank tradisional.
  2. Praktik Keuangan Komunal: Indonesia memiliki tradisi kuat dalam praktik keuangan komunal, seperti "arisan" (kelompok tabungan bergilir) dan "gotong royong" (saling membantu).
  3. Adopsi Digital: Indonesia mengalami adopsi digital yang pesat, dengan banyak orang Indonesia melompati perbankan tradisional dan langsung mengadopsi layanan keuangan digital.
  4. Literasi Keuangan: Meskipun meningkat, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih relatif rendah. Ini menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi Open Finance untuk mendidik dan memberdayakan konsumen.

Manfaat Open Finance di Indonesia

Open Finance memiliki potensi untuk mengatasi banyak tantangan keuangan Indonesia sambil menyelaraskan dengan preferensi budaya. Berikut beberapa manfaat utamanya:

  1. Peningkatan Inklusi Keuangan: Open Finance dapat meningkatkan inklusi keuangan dengan memungkinkan sumber data alternatif untuk penilaian kredit, membantu populasi yang belum memiliki akses bank untuk mengakses layanan keuangan formal.
  2. Produk Keuangan yang Dipersonalisasi: Dengan akses ke berbagai data keuangan yang lebih luas, penyedia layanan dapat menawarkan produk yang lebih personal sesuai kebutuhan konsumen Indonesia.
  3. Dukungan untuk UMKM: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat mengakses kredit dengan lebih mudah karena Open Finance memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kesehatan keuangan mereka kepada pemberi pinjaman.
  4. Peningkatan Pembayaran Digital: Open Finance dapat membuat pembayaran digital lebih menarik dengan menawarkan integrasi yang mulus antar berbagai platform, berpotensi mempercepat adopsi transaksi nontunai.
  5. Memberdayakan Keuangan Komunitas: Open Finance berpotensi men-digitalisasi dan meningkatkan praktik keuangan komunitas tradisional seperti "arisan", membuatnya lebih efisien sambil mempertahankan sifat komunalnya.
  6. Mengurangi Biaya: Dengan mendorong persaingan dan memungkinkan proses yang lebih efisien, Open Financedapat membantu mengurangi biaya layanan keuangan.
  7. Meningkatkan Literasi Keuangan: Peningkatan transparansi dan aksesibilitas informasi keuangan melalui Open Finance dapat menjadi alat praktis untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia.

Poin-poin Kunci

  1. Demokratisasi Layanan Keuangan: Open Finance memiliki potensi untuk meratakan lapangan permainan, memberikan akses layanan keuangan bagi jutaan orang Indonesia yang belum terlayani.
  2. Sensitivitas Budaya Sangat Penting: Agar Open Finance berhasil di Indonesia, implementasinya harus menghormati dan beradaptasi dengan norma budaya lokal.
  3. Pendidikan adalah Kunci: Mewujudkan potensi penuh Open Finance membutuhkan upaya bersama untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia.
  4. Kerangka Regulasi Sangat Penting: Indonesia perlu mengembangkan kerangka regulasi yang kuat yang menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan konsumen agar Open Finance dapat berkembang.
  5. Kekhawatiran Privasi Data: Mengatasi kekhawatiran privasi data dan membangun kepercayaan di antara konsumen Indonesia mengenai keamanan dan penggunaan etis data keuangan mereka akan sangat penting untuk adopsi yang luas.

Sebagai kesimpulan, Open Finance menghadirkan peluang transformatif bagi lanskap keuangan Indonesia. Meskipun ada tantangan, terutama dalam hal adaptasi budaya dan pengembangan regulasi, potensi manfaatnya sangat besar. Seiring Indonesia melanjutkan perjalanannya menuju inklusi keuangan yang lebih besar dan inovasi digital, Open Finance siap memainkan peran penting dalam membentuk masa depan keuangan negara ini.

Ini adalah masa yang menarik bagi konsumen dan bisnis Indonesia, karena mereka berdiri di ambang ekosistem keuangan yang lebih terbuka, inklusif, dan inovatif. Pertanyaannya bukan apakah Indonesia akan mengadopsi Open Finance, tetapi seberapa cepat dan sekreatif apa adopsinya. Apakah Anda siap menjadi bagian dari revolusi keuangan ini?

No items found.
blog-banner-icon-bgban-icon 1ban-icon 2