API Data Investasi: Mengukur Perilaku Investasi Pengguna Akhir
API Data Investasi
Mengukur Perilaku Investasi Pengguna Akhir
Sejak pandemi, jumlah investor ritel di Indonesia meningkat secara signifikan. Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, investasi ritel di Indonesia tumbuh 125% dari 2,5 juta pada tahun 2019 menjadi 5,8 juta per Agustus 2021, yang membuat investor individu mendominasi 99,5% dari seluruh investasi bursa saham.
Menurut KSEI, 69,95% investasi berasal dari Jawa, sementara Sumatera dan Kalimantan masing-masing menyumbang 16,47% dan 5,36%.
Dengan jumlah investor ritel yang begitu besar, hal ini telah menjadi titik data penting yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan Fintech. Itulah mengapa Brick kini membangun koneksi ke platform investasi teratas untuk memungkinkan perusahaan menangkap dan mengagregasi perilaku investasi pengguna akhir. Solusi ini telah dibangun dan kini tersedia di platform investasi terbesar di Indonesia: Ajaib, Pluang, dan Bareksa.
Informasi apa yang dapat diambil perusahaan menggunakan API Data Investasi Brick
- Informasi akun termasuk profil (nama pengguna, identitas investasi tunggal) dan saldo akun mereka
- Portofolio saat ini pengguna termasuk saham atau reksa dana yang saat ini mereka miliki
- Riwayat transaksi pengguna termasuk apa dan kapan mereka membeli atau menjual
Bagaimana Perusahaan dapat menggunakan Data Investasi:
- Aplikasi manajemen keuangan pribadi dapat memperkaya jumlah informasi yang terhubung di aplikasi mereka dengan data investasi
- Platform manajemen aset dapat membantu pengguna mereka untuk mengagregasi semua informasi dalam satu tampilan tunggal
Bagaimana cara kerjanya
- Pengguna akhir mengautentikasi dan menghubungkan akun investasi mereka ke aplikasi klien
- Aplikasi klien meminta data melalui API Brick
- API Brick merespons dengan data yang diminta
- Data disajikan di aplikasi klien
