Semua Konten Blog
/
API Kategorisasi Transaksi: Strategi Baru untuk Pencegahan NPL

API Kategorisasi Transaksi: Strategi Baru untuk Pencegahan NPL

API Kategorisasi Transaksi: Strategi Baru untuk Pencegahan NPL

Selain dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, pandemi COVID-19 juga telah menyebabkan penurunan signifikan dalam kemampuan pembayaran kembali peminjam di Indonesia.

Menurut survei oleh Pefindo Credit Bureau, persentase rata-rata total peminjam berisiko tinggi dan paling berisiko tinggi berada di atas 40% dari Maret hingga Mei 2020, sangat kontras dengan persentase total peminjam berisiko rendah yang terus menurun hingga 3,9% pada Mei.

Hal yang sama juga dapat dilihat pada tingkat NPL yang meningkat dari 1,8% menjadi 3% hanya dalam periode yang sama. Diprediksi bahwa peningkatan terjadi karena arus kas peminjam yang bermasalah sebelum pandemi melanda.

Meskipun rasio saat ini stabil, bukan berarti perusahaan pinjaman fintech akan tetap aman dan sehat. Masalah yang sama mungkin terjadi pada akhirnya jika pemberi pinjaman mulai melonggarkan proses pemeriksaan arus kas peminjam.


Selain data tambahan seperti informasi pendapatan atau pekerjaan, pemberi pinjaman dapat memasukkan data yang dikategorikan seperti pembayaran dan pembelian. Dengan demikian, pemberi pinjaman tidak hanya akan memahami kapasitas peminjam untuk membayar kembali pinjaman saat jatuh tempo, tetapi juga untuk lebih memahami situasi keuangan peminjam dan pola konsumsi mereka.

API Data Transaksi Brick

Itulah mengapa Brick menyediakan data kewajiban melalui API Kategorisasi Transaksi kami untuk memungkinkan klien mengambil pembelian, pembayaran, dan transfer yang dikategorikan sesuai dari deskripsi transaksi yang tercantum pada laporan layanan keuangan.

Kategorisasi kami dapat melabeli transaksi yang dilakukan ke pemberi pinjaman P2P, multifinance dan layanan keuangan lainnya sebagai kewajiban. Klien dapat menggunakan data ini untuk memahami berapa banyak kewajiban yang dimiliki pengguna akhir. Klien dapat mencocokkan data ini dengan Data Pendapatan untuk menghitung rasio utang terhadap pendapatan pengguna akhir.

Bagaimana cara kerjanya?

  1. Klien meminta pengguna akhir untuk mengautentikasi dan menghubungkan akun Keuangan mereka ke aplikasi.
  2. Pengguna akhir mengotorisasi akses klien untuk mengambil data transaksi mereka dan atribut pengeluaran agregat terkait.
  3. Klien mengirimkan permintaan data transaksi yang dikategorikan dan atribut pengeluaran agregat pengguna akhir ke API Brick.
  4. API Brick merespons pemberi pinjaman dengan data yang diminta.
  5. Data yang dikategorikan disajikan kepada klien.
  6. Klien dapat menilai kelayakan kredit pengguna akhir berdasarkan transfer pembayaran kembali berulang yang dilakukan ke P2P Lending, Multifinance dan Layanan Keuangan lainnya.
No items found.
blog-banner-icon-bgban-icon 1ban-icon 2