Mengapa Open Banking Lebih dari Sekadar Istilah Populer di Industri Fintech?
Mengapa Open Banking Lebih dari Sekadar Istilah Populer di Industri Fintech?
Open banking telah menjadi salah satu pilar pertumbuhan dan peluang terbesar bagi fintech di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai transaksi digital dan tingginya volume transaksi perbankan digital di Indonesia. Nilai uang transaksi digital pada Desember 2020 tumbuh 30,44% Year-on-Year. Sementara itu, volume transaksi perbankan digital pada Desember 2020 tumbuh 41,53% Year-on-Year.
Pertumbuhan besar transaksi perbankan digital dan uang elektronik di Indonesia memberikan peluang bagi perusahaan fintech.
Open banking memungkinkan pengguna untuk berbagi data perbankan dengan pihak ketiga secara terbuka melalui application programming interface (API). Dengan API, fintech dapat dengan mudah terhubung ke lembaga keuangan, misalnya.
Fintech mendapat manfaat dengan prevalensi Open Banking
1. Memberikan Gambaran Jelas tentang Situasi Keuangan Konsumen
Melalui penggunaan pengungkapan database, fintech dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang situasi keuangan konsumen. Misalnya, perusahaan pinjaman peer-to-peer dapat mengidentifikasi tingkat risiko untuk menawarkan persyaratan pinjaman yang lebih menguntungkan kepada konsumen mereka. Secara luas, fintech akan dapat membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional.
2. Memanfaatkan Pengalaman Konsumen
Open banking memungkinkan fintech menyediakan berbagai layanan keuangan pada platform terintegrasi mereka. Konsumen tidak perlu lagi beralih antara aplikasi. Misalnya, konsumen dapat langsung mentransfer uang elektronik dari aplikasi ke rekening bank tanpa harus pergi ke bank.
3. Menghasilkan Profitabilitas Lebih Tinggi
Sebelumnya, kita tahu bahwa open banking memungkinkan perusahaan atau lembaga fintech untuk menyediakan layanan terintegrasi. Ini berarti perusahaan fintech juga dapat merampingkan biaya dan meningkatkan keuntungan.
Hal ini karena penggunaan pengungkapan data yang ada dalam open banking dapat digunakan secara komprehensif. Akhirnya perusahaan juga dapat meningkatkan penetrasi produk dan layanan kepada konsumen.
Apa yang Harus Dilakukan Perusahaan Fintech untuk Memanfaatkan Open Banking?
Ada empat penilaian tentang apa yang harus dilakukan fintech sebelum menerapkan strategi open banking. Ini tentang seberapa siap Anda untuk merangkul masa depan dan melakukan analisis kesenjangan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan kapasitas.
Pertama, sebagai lembaga keuangan Anda harus membangun kesiapan teknologi. Bagaimana kondisi infrastruktur IT Anda saat ini? Apakah mudah untuk integrasi API?Infrastruktur IT yang fleksibel adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesiapan teknologi Anda. Ini memungkinkan fintech untuk mengintegrasikan sistem konvensional dengan teknologi terbaru.Ingat bahwa industri keuangan, termasuk teknologi keuangan, bukan hanya tentang teknologinya tetapi juga manusianya sendiri.
Kedua, selain kesiapan teknologi, Anda harus fokus pada sumber daya manusia Anda. Pastikan Anda memiliki tenaga kerja yang mampu membangun dan mengelola API. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan yang diperlukan.
Ketiga, implikasi biaya. Mengembangkan dan meningkatkan sistem Anda ke API open banking dapat mempengaruhi biaya operasional Anda.Anda harus mengukur seberapa besar kapasitas biaya yang Anda miliki dalam membangun atau mengintegrasikan API. Idealnya, Anda harus menyusun strategi cara terbaik untuk menerapkan solusi API open banking, membangunnya sendiri atau mengintegrasikan melalui penyedia pihak ketiga. Jangan biarkan peningkatan ini malah membuat kerugian.
Terakhir, anggaplah diri Anda sebagai konsumen. Identifikasi apa yang dibutuhkan konsumen Anda. Ini tersirat pada fitur atau produk apa yang ingin Anda sediakan dalam API open banking Anda.